Senin, 15 April 2013

''1000''

Ribuan kepakan sayap, terdengar sayup mayup menyusuri rerumputan yang terinjak oleh pelayat yang jumlahnya tak terkendali ini. Menjadikan tempat tersebut menjadi ladang ratapan. Yahh, semua mata tertuju pada satu benda...kubur.

Walau bola mata masih terus berusaha mencari cela agar tetap menatap tempat bersemayam beliau,...yang terakhir. Tatapan sebagian dari kami justru hanya mampu jatuh di balik punggung pelayat yang lain, sungguh banyak.

Dentingan dan gesekan gerak yang tercipta di keramaian, walau terdengar sangat halus, menambah duka yang masih dalam ini, menjadi lebih dalam. Sudah hampir sebulan lagi, atau mungkin kurang dari sebulan. Peristiwa ini sudah mendekati angka 365 hari atau 1 tahun kurang lebih.

Tak terasa tentunya. Namun seperti kata semua santri, beliau tidak pergi keman-mana. Tetap di sini, di sana, dan di mana saja santrinya berada. Menjadi semangat tersendiri bagi kita telah terwarisi darah juang beliau menempuh kerasnya kehidupan menjalani amanah, mentalitas dalam keputusan pendapat, dan semua hal dari dinamika ruang berskala perjuangan tanpa batas.

''Apapun yang menjadi pekerjaanmu nanti, Maka Baktikanlah untuk agama nak''...

Sebuah pesan moral yang bermakna sangat tinggi, walau tanpa menggunakan rumus trigonometri yang cukup rumit untuk memahaminya, bagi otakku yang dangkal akan rumus.

Satu pesan moral yang melampaui semua pesan yang pernah muncul di Inbox saya, melampaui 1000 pesan yang pernah kudengar langsung dari beberapa orang yang bijak. Setara dengan pesan-pesan orang tua kita sebelum merantau di langit, yang berbeda.